ITS Dorong Kemandirian Pangan Gresik melalui Hilirisasi Tepung dan Mie Ubi Jalar Ungu di Desa Bulang Kulon

Harian Cakrawala – Bulang Kulon, Gresik — 27 Oktober 2025 Tim Pengabdian Masyarakat dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melaksanakan program bertema “Optimalisasi Hilirisasi Tepung dan Mie Ubi Jalar Ungu sebagai Upaya Kemandirian Pangan di Kabupaten Gresik” pada 27 Oktober 2025 di Desa Bulang Kulon, Kecamatan Benjeng, Gresik. Kegiatan ini dipimpin oleh Sri Fatmawati, Ph.D., dan bekerja sama dengan Ketua Gapoktan Desa Bulang Kulon, Bapak Suparno, beserta kelompok petani setempat.

Desa Bulang Kulon merupakan salah satu sentra produksi ubi jalar ungu. Namun, selama ini petani masih bergantung pada penjualan umbi segar yang memiliki nilai ekonomi rendah. Melalui program ini, ITS memperkenalkan inovasi hilirisasi produk pangan dengan mengolah ubi jalar ungu menjadi tepung dan mie, dua produk yang memiliki permintaan tinggi dan dapat dikembangkan oleh petani maupun UMKM lokal.

Dalam kegiatan ini, para petani mendapatkan pelatihan tentang:

Teknik pembuatan tepung ubi jalar ungu, termasuk proses pengeringan, penggilingan, dan stabilisasi warna agar tepung lebih awet dan berkualitas.

Produksi mie ubi jalar ungu, mulai dari formulasi adonan, teknik pencetakan mie, hingga cara pengeringan dan pengemasan.

Standar keamanan dan higienitas pangan, agar produk layak dikonsumsi dan memenuhi persyaratan pasar.

Manajemen usaha dan pemasaran, termasuk analisis biaya, strategi branding, serta peluang pemasaran daring melalui e-commerce.

Ketua peneliti, Sri Fatmawati, Ph.D., menjelaskan bahwa hilirisasi ubi jalar ungu dapat menjadi solusi nyata dalam mendukung kemandirian pangan Kabupaten Gresik.

“Tepung dan mie berbasis ubi jalar ungu dapat menjadi alternatif pengganti sebagian konsumsi tepung terigu. Selain meningkatkan nilai tambah, produk ini dapat memperkuat ketahanan pangan lokal,” jelasnya.

Ketua Gapoktan, Bapak Suparno, menyambut baik kegiatan ini.

“Kami yakin inovasi ini bisa meningkatkan pendapatan petani. Produk olahan seperti tepung dan mie memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan peluang pasar lebih luas,” ungkapnya.

Petani Bulang Kulon menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi praktik. Beberapa kelompok tani menyatakan siap memulai produksi dalam skala kecil sebagai langkah awal menuju pembentukan UMKM berbasis olahan ubi jalar ungu.

Program ini diharapkan menjadi contoh pengembangan agroindustri desa yang dapat direplikasi di wilayah lain di Gresik. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, desa dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus menciptakan produk pangan yang sehat, bergizi, dan berdaya saing.

Pos terkait