Harian Cakrawala – Wilayah pesisir Indonesia menghadapi berbagai ancaman nyata yang berdampak pada kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim, sehingga menuntut adanya teknologi untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan dan keselamatan masyarakat sekitar. Menjawab kebutuhan tersebut, Guru Besar ke-229 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Dr. Eng. Muhammad Zikra ST., MSc., mengembangkan inovasi simulasi dan prediksi gelombang berbasis data angin.
Dalam orasi ilmiah bertajuk “Memahami Hidrodinamika Pantai dan Pemanfaatannya dalam Menghadapi Tantangan Lingkungan Pesisir di Indonesia”, lelaki yang akrab disapa Zikra ini menjelaskan bahwa risetnya lahir dari strategi pengembangan keilmuan di Laboratorium Infrastruktur Pantai dan Pelabuhan, Departemen Teknik Kelautan (DTK) ITS. “Riset ini menjadi jawaban atas tantangan bencana pesisir yang mengancam ekosistem sekaligus kehidupan masyarakat pesisir,” tuturnya, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa(9/9/2025).
Lebih lanjut, guru besar DTK ITS ini menjelaskan bahwa inovasi yang dikembangkannya berfokus pada penggunaan data angin dari Atmospheric Global Circular Model (AGCM) untuk memprediksi kondisi gelombang laut. Data ini kemudian diproses menggunakan model gelombang Wave Model (WAM) yang mensimulasikan pembentukan dan pergerakan gelombang. “Dengan begitu, maka prediksi tinggi, arah, dan periode gelombang dapat diperoleh hingga tahun 2100 dengan tingkat akurasi yang telah divalidasi,” bebernya.
Metode hindcasting dan forecasting menjadi kunci keunggulan riset Zikra. Jika metode tradisional bergantung pada pengukuran langsung di laut yang mahal dan terbatas, maka pendekatan ini memungkinkan analisis kondisi gelombang puluhan tahun ke belakang sekaligus memproyeksikan kondisi di masa depan. “Hal ini menjadi sangat penting untuk mendukung perencanaan infrastruktur pesisir dan mitigasi bencana berbasis data jangka panjang,” tambahnya.
Tak berhenti pada simulasi, Zikra juga mengembangkan sistem kamera pantai real-time yang berfungsi sebagai mata digital untuk memantau dinamika pesisir. Kamera ini mampu merekam perubahan garis pantai, sedimentasi, hingga pola gelombang, serta dapat diintegrasikan dengan sistem peringatan dini bencana. “Sistem kami memungkinkan informasi visual langsung dikirim ke pihak berwenang ataupun masyarakat, jadi respons terhadap bencana bisa lebih cepat,” jelasnya.
Hadirnya teknologi ini ditujukan pula untuk memberi manfaat luas, baik untuk pemerintah maupun masyarakat pesisir. Pemerintah dapat menggunakan data real-time sebagai dasar pengambilan keputusan, sementara masyarakat memperoleh akses informasi langsung mengenai kondisi laut, sehingga bisa lebih aman saat melaut atau beraktivitas di sekitar pantai. Selain itu, rekaman kamera juga berfungsi sebagai media edukasi publik mengenai dampak perubahan iklim dan abrasi.
Uji coba teknologi ini pun telah dilakukan di Pantai Tambakrejo, Blitar, Jawa Timur, melalui kerja sama dengan Pelabuhan Ikan Tambakrejo dan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. Alumnus program doktor Kyushu University, Jepang ini berharap akan tersedianya big data pesisir Indonesia yang dapat digunakan untuk penelitian, perencanaan adaptif, hingga kebijakan nasional terkait mitigasi bencana pesisir.
Pengukuhan Zikra sebagai Profesor ITS ini tidak hanya menambah deretan akademisi unggul, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya pada poin ke-13 tentang penanganan perubahan iklim dan poin ke-14 mengenai ekosistem laut. “Kami berharap teknologi ini bisa diterapkan di lebih banyak lokasi pantai di Indonesia, sehingga menjadi basis data bersama bagi pemerintah, akademisi, dan masyarakat,” tutup Zikra penuh harap. (MC Prov Jatim /mad-hjr)
Sumber : infopublik.id